Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera)

Pembina : Elisabet Kartika Evaliani, S.Pd
Anggota : 9

Disiplin sendiri merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan sikap kedisiplinan tersebut, dan sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peranan yang penting. Salah satu upaya yang dilakukan di SMA Xaverius Pringsewu dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, dengan mengadakan ekstrakulikuler Paskibra. Paskibra, seperti yang dituliskan pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0416/U/1984 yaitu tentang pendidikan pendahuluan bela negara yang diselenggarakan di sekolah meliputi berbagai jenis kegiatan, diantaranya Peraturan Baris Berbaris (PBB), Tata Cara Upacara Bendera (TUB), Latihan Kepemimpinan Siswa Tingkat Perintis dan Pemula, dan pembentukan Pasukan Pengibar Bendera Sekolah. Kegiatan ini dilakukan di luar jam sekolah. Diharapkan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam Paskibra mampu meningkatkan kedisiplinan siswa.

Ekstrakulikuler Silat

Pembina : Guno Purnomo
Anggota : 42

Bapak Guno Purnomo, pelatih perisai diri yang telah enam tahun mengajar perisai diri, mengatakan bahwa perisai diri selain mampu untuk melatih kekuatan dan ketahanan fisik, mampu melatih disiplin, juga mampu melatih mental untuk siap dalam mengkuti berbagai kejuaraan.

English Club

Pembina : Yosephin Asri Wulandari, S.Pd.
Anggota : 25

English Club merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Xaverius Pringsewu yang terbentuk pada tanggal 19 Juli 2008. Saat terbentuknya kelompok ini hanya ada beberapa siswa yang ikut karena bahasa Inggris dinilai sebagai bahasa yang sulit untuk dipelajari apalagi digunakan dalam berkomunikasi secara langsung. Keprihatinan ini menjadi penyemangat beberapa siswa untuk belajar secara khusus melalui kegiatan ektra. Sebenarnya sebelum terbentuk sudah banyak siswa-siswi SMA Xaverius Pringsewu yang memiliki prestasi di bidang bahasa Inggris dan menjuarai berbagai macam perlombaan. English Club SMA Xaverius Pringsewu menekuni beberapa cabang kegiatan, antara lain: Story Telling, Speech, Scrabble, Debate, News Casting, dan Singing Contest. Kegiatannya dikemas cukup menarik; melalui praktik langsung dan permainan yang memberikan stimulus kepada peserta untuk meningkatkan kompetensinya di bidang bahasa Inggris. Awalnya kegiatannya ini dilakukan setiap hari Sabtu setelah pulang sekolah, namun karena perubahan kurikulum dan waktu belajar di sekolah menjadi Full Day School maka kegiatanya pada setiap hari Kamis atau menyesuaikan jadwal yang telah disepakati peserta.

Taekwondo

Pembina : Kimihime
Anggota : 22

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do atau Taekwon-Do) adalah seni bela diri asal Korea yang juga sebagai olahraga nasional Korea. Ini adalah salah satu seni bela diri populer di dunia yang dipertandingkan di Olimpiade.[2] Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat. Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhkan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Renang

Pembina : Rina Rinana
Anggota : 80

Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir, Mesir barat daya. Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM. Beberapa di antara dokumen tertua yang menyebut tentang berenang adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5, Kisah Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-hikayat lain. Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis buku mengenai renang yang pertama, Perenang atau Dialog mengenai Seni Berenang (Der Schwimmer oder ein Zwiegespräch über die Schwimmkunst). Perlombaan renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah dibangunnya kolam-kolam renang. Saat itu, sebagian besar peserta berenang dengan gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya rangkak depan atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di dunia Barat. Trudgen menirunya dari teknik renang gaya bebas suku Indian di Amerika Selatan. Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena 1896. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang Olimpiade. Persatuan renang dunia, Fédération Internationale de Natation (FINA) dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu yang pada awalnya merupakan salah satu variasi gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952.

Pramuka

Pembina : Cornelius Andi
Anggota : 50

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Tapi sebelum singkatan ini ditetapkan, kata Pramuka asalnya diambil oleh Sultan Hamengkubuwono IX dari kata "Poromuko" yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia. Gerakan Pramuka dipimpin oleh Ketua Kwartir Nasional, yang saat ini dijabat Budi Waseso.